Inspirasi dari Negeri Jiran: Mulai “Satu Aplikasi Seribu Kemudahan” hingga “1 Murid 1 Inovasi”*

Detail Berita:

SMAMDA.SCH.ID- Hari yang penuh semangat menyelimuti ruang briefing SMA Muhammadiyah 2 (Smada) Sidoarjo, Senin (19/05/2025). Sekitar tiga belas guru hebat dari tujuh sekolah unggulan di Malaysia hadir dalam sesi berbagi praktik terbaik lintas negara. Mengusung semangat persaudaraan serumpun, para guru dari SMK Seksyen 7, SMK Seksyen 18, SMK Bukit Jelutong, SMK USJ 4, SMK Setia Alam, SK Puchong Utama, dan SK Puchong Indah membawa cerita perubahan, inovasi, dan cinta pada dunia pendidikan.

Kunjungan ini bukanlah sekadar studi banding biasa. Ini adalah bentuk nyata dari semangat guru belajar sepanjang hayat. Para pendidik ini tidak hanya datang untuk melihat dan mendengar, tetapi juga untuk berbagi tentang bagaimana mereka menyalakan semangat belajar di sekolah masing-masing, tentang bagaimana keterbatasan bisa menjadi peluang, dan tentang bagaimana perubahan besar bisa dimulai dari ruang kelas kecil.

Sesi dibuka dengan gebrakan dari Hamidi Yusoff dan Hasreza Hussin dari SMK Bukit Jelutong melalui presentasi “Satu Aplikasi, Seribu Kemudahan.” Mereka memperkenalkan AppSheet, platform pembangunan aplikasi tanpa koding yang revolusioner. “Sekarang ni cikgu-cikgu boleh pantau kehadiran, aktiviti murid-murid, dan buat modul hanya guna satu aplikasi saja, tak perlu pun jadi pakar IT. Selain itu AppSheet ini sangat mudah penggunaannya dan paperless,” ujar Hamidi yang langsung mendemonstrasikan penggunaannya secara real time.

Antusiasme juga datang dari guru Smamda Sidoarjo. Umi Habibah, guru psikologi, mengajukan pertanyaan yang menyentuh sisi lain aplikasi tersebut. “Seberapa efektif AppSheet ini untuk membantu guru mengenali murid-murid yang sedang mengalami masalah kedisiplinan atau sedang menghadapi persoalan pribadi di sekolah?” tanyanya.

Tanpa ragu, Hasreza menjawab, “AppSheet ini juga telah kami gunakan dalam sistem bimbingan dan kaunseling. Ia mencatat siapa siswa yang telah dibimbing, kapan sesi kaunseling dilakukan, masalah apa yang dibahas, bahkan disertai foto dokumentasi. Semua terekam dengan baik dan rapi,” tambah Hasreza.

Proyek 1M1I
Namun, tak hanya teknologi yang menggema di ruangan itu. Hati para peserta digugah oleh kisah penuh harapan dari Hazlina Mansor, Kepala Sekolah atau pengetua SMK USJ 4. Ia membagikan perjalanan transformatif sekolahnya lewat program 1 Murid 1 Inovasi (1M1I). Sebuah inisiatif yang bertujuan memberikan ruang kepada setiap murid untuk mengekspresikan bakat dan ide mereka tak hanya dalam akademik, tetapi juga dalam bidang kokurikulum yang sering kali terpinggirkan.

“Sebelum ini, suasana aktiviti kokurikulum kami agak suram,” ujar beliau jujur. “Kehadiran murid rendah, aktiviti kurang menarik, dan kebanyakan murid datang hanya kerana wajib, bukan kerana minat,” ujar Hazlina.

Namun segalanya berubah ketika sekolah memberi mereka tanggung jawab dan kepercayaan untuk mencipta. Lewat program 1M1I, murid-murid mulai menunjukkan sisi kreatif yang selama ini tersembunyi.

Program 1M1I terbukti ampuh mengangkat potensi tersembunyi murid. “Menggunakan pendekatan berbasis inovasi, sekolah menciptakan ruang di mana setiap murid bebas mencipta dan mengekspresikan bakat. Pameran inovasi yang digelar pada 7 Mei 2025 menampilkan 34 proyek kreatif yang melibatkan penuh dukungan orang tua dan warga sekolah,” pungkas Hazlina.

Hari itu, bukan hanya aplikasi dan program yang diperkenalkan. Tapi harapan, semangat, dan rasa percaya bahwa guru di manapun berada adalah agen perubahan sejati.

Editor    : Moh. Ernam